9 Summers 10 Autumn (Kisah Inspirasi)

9 Summers 10 Autumn (Kisah Inspirasi)


9 Summers 10 Autumn Kisah tentang Anak Supir Angkot yang Jadi Direktur di New York

Kisah ini berawal dari anak muda bernama Iwan Setyawan. Ia lahir di tahun 1974 dari desa udik di pinggiran kota Malang. Ayahnya hanya sopir angkot, dengan penghasilan yang amat pas-pasan. Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, yang tak kenal letih membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kesederhanaan.

Iwan menghabiskan masa kecil dan remajanya dalam hidup yang serba muram : lantai rumahnya hanyalah tanah tanpa tembok, ia harus berjualan makanan saat remaja demi menyambung biaya sekolahnya; dan ibu-nya berkali-kali menggadaikan apa yang ia punya hingga tandas. Semua demi menyambung hidup, demi membiayai pendidikan anak-anaknya.

Ia lalu menebus lelakon hidup yang muram itu dengan ketekunan belajar yang luar biasa : tak kenal letih ia belajar ditemani lampu petromaks yang kian redup. Ia meretas prestasi yang mengesankan saat SMA, hingga ia mendapat PMDK untuk kuliah di jurusan Statistik, IPB Bogor. Dari sinilah, pelan-pelan tirai hidup yang lebih terang disibak.

Selulus dari IPB, ia diterima bekerja di Nielsen Company, Jakarta : sebuah perusahaan riset pemasaran global yang ternama. Lantaran prestasi kerjanya yang mencorong, ia kemudian di-tugaskan untuk bekerja di kantor pusat Nielsen di New York. Selama 10 tahun ia berkelana di Manhattan, hingga mendudukup posisi Director, Client Management Nielsen Global Co.

Ada tiga serpihan pelajaran yang bisa di-ringkus dari kisah anak muda ini (yang kemudian ia tuliskan dalam novel realisme yang memukau berjudul 9 Summers 10 Autumns : Dari Kota Apel ke the Big Apple).

Lesson # 1 : Education is the best investment in your life. Kisah mas Iwan menghadirkan semangat ini dengan nyaris sempurna. Ia tak akan mungkin mendapatkan PMDK ke IPB kalau prestasi belajar SMA-nya abal-abal. Dan ia juga bisa diterima di Nielsen lantaran bekal sarjana statistik dari kampus IPB.

Yang mengesankan adalah ketika ia bertekad menebus kemiskinannya itu dengan spirit belajar yang luar biasa : sejak ia sekolah SD hingga tamat kuliah, ia tak kenal lelah membaca buku-buku pelajaran/kuliah yang ia tekuni.

Lesson # 2 : Your Mother is Your Source of Success. Dari kisah yang dinarasikan dengan indah oleh mas Iwan, kita bisa melihat betapa besar peran ibu dia dalam mendidik anak-anaknya (Iwan adalah anak ketiga dari lima bersaudara; dan semua kakak adiknya relatif sukses).
Meski ibunya hanya menempuh pendidikan SD, namun ia menunjukkan talenta kecerdasaran ibu yang luar biasa : mengajarkan begitu banyak tentang ketegaran hidup, tentang etos ketekunan, dan juga tentang keikhlasan merajut nasib.
Kelak ketika sudah menjadi eksekutif di kota New York, Iwan suka mengenang masa-masa kecilnya yang serba kekuarangan, mengenang ibunya yang harus menjual piring demi sesuap nasi dan biaya sekolah anak-anaknya.
Sambil memandang butiran salju dari jendela apartemennya di Manhattan, air mata anak muda itu sering luruh : ia selalu terkenang dengan kegigihan ibunya yang tak kenal lelah.
(Sebelum melanjutkan membaca, silakan diminum lagi kopi hangatnya…..sambil mengenang betapa besar perjuangan Ibu Anda dalam mendidik anak-anaknya, termasuk Anda).

Lesson # 3 : Alumni Connection is Important Too. Iwan adalah lulusan IPB, dan jaringan alumni mereka yang tersebar dimana-mana itu (termasuk di Nielsen Co) sedikit banyak berperan dalam karir yang ia rajut.
Begitulah : kita mengenal adanya UI Connection, ITB Connection, IPB ataupun UGM Connection. Kuliah di kampus terkemuka memang bukan hanya dapat mutu; namun yang mungkin lebih penting adalah ini : jaringan alumni mereka yang tersebar dimana-mana (dan setiap saat mau membantu adik alumninya yang baru lulus).
Demikianlah, tiga serpihan pelajaran yang bisa kita petik dari perjalanan hidup mas Iwan Setyawan. Novelnya yang inspiratif ini menjadi best seller, dan sebentar lagi akan di-film-kan dengan judul “9 Summers 10 Autumns”.

9 Summers 10 Autumn



Sebuah novel memoar berjudul 9 Summers 10 Autumns, Dari Apel ke The Big Apple diangkat ke layar lebar. Novel cerita adaptasi perjalanan hidup sang penulis Iwan Setyawan, pemuda asal Batu. Sama dengan novel Laskar Pelangi dan Negeri Lima Menara, novel Iwan termasuk salah satu novel terlaris.

"Kisah Iwan menjadi sumber inspirasi," kata produser film, Edwin Nazir, Ahad, 9 September 2012. Film ini digarap sutradara peraih penghargaan terbaik Festival Film Indonesia 2012, Ifa Isfansyah. Dibintangi Iksan Idol, Alex Komang, dan Dewi Irawan, pengambilan gambar berlangsung di Batu sejak awal September hingga 23 September 2012. Iksan memerankan Iwan, sedangkan Alex Komang dan Dewi Irawan memerankan kedua orang tua Iwan.

"Perjalanan hidup Iksan punya kisah yang sama. Agar lebih menjiwai," katanya. Sejumlah seniman asal Batu dan Malang juga beradu akting bersama ketiga pemeran utama itu. Tak hanya di Batu dan Malang, proses pengambilan film juga dilakukan di New York. Rencananya, film inspiratif ini mulai ditayangkan di bioskop Desember 2012 mendatang. Sejumlah pemain film juga merupakan warga Malang dan Batu.

Alex Komang mengaku langsung tertarik setelah membaca naskah film yang disodorkan. Tak perlu pikir panjang, ia langsung menerima tawaran bermain sebagai Hasyim, ayah Iwan. Dibutuhkan waktu selama sepekan untuk mengenal sosok Hasyim, sopir angkutan umum. "Menginap dan berinteraksi dengan tokoh yang saya perankan," kata Alex.

Film ini, menurut Alex, merupakan penyegaran karena selama ini bioskop dijejali dengan film bergenre horor dan seks. Ia berharap film ini menjadi sumber inspirasi keluarga di Indonesia. "Jika negara tak menginspirasi, saatnya masyarakat yang memberi inspirasi negara," ujarnya.

Film bercerita kisah hidup Iwan Setyawan, anak sopir angkutan umum asal Batu. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan niat Iwan meraih pendidikan tinggi. Ia berjuang keras untuk bersekolah hingga kuliah jurusan statistik di Institut Pertanian Bogor. Hidup di rumah kecil tanpa memiliki kamar, memotivasinya untuk memiliki kamar sendiri. Usai menuntaskan pendidikan, ia merantau ke Jakarta.

Anak lelaki dari lima bersaudara ini berhasil mencapai puncak karir sebagaiDirector, Internal Client Management di Nielsen Consumer Research di New York. Namun, ia justru memilih kembali ke kampung halaman di Batu. Menjadi motivator dan menginspirasi anak-anak Indonesia.







Description: 9 Summers 10 Autumn (Kisah Inspirasi) Rating: 4 Reviewer: Wahyu Winoto, S.Pd. - ItemReviewed: 9 Summers 10 Autumn (Kisah Inspirasi)

0 comments:

artikel terkait imam murtaqi