Ketentuan Puasa Sunnah

Ketentuan Puasa Sunnah



Puasa sunnah atau puasa tathawwu‘ adalah puasa selain puasa wajib, yakni puasa yang apabila dilaksanakan mendapatkan pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Sabda Rasulullah Saw. :

أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيُّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَارَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِيْ عَمَّافَرَضَ اللهُ عَلَيَّ مِنَ الصِّيَامِ, قَالَ, شَهْرُ رَمَضَانَ, قَالَ, هَلْ عَلَيَّ غَيْرُهُ, قَالَ, لاَ, إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ (رواه البخا رى و مسلم)
“Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Saw., dia bertanya, Ya Rasulullah jelaskanlah kepadaku tentang puasa yang difardlukan kepadaku ?, Rasulullah menjawab, bulan Ramadlan, dia bertanya lagi, adakah puasa yang lain ?, Rasulullah menjawab, tidak ada, kecuali engkau mengerjakan puasa tathawwu‘ (puasa sunnah) “. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketentuan Puasa Sunnah
Adapun tatacara melaksanakannya, syarat dan rukunnya serta hal-hal yang membatalkannya sama dengan puasa wajib, yang membedakan hanyalah niatnya. Puasa sunnah terdiri atas :
1. Puasa Senin-Kamis
Puasa Senin-Kamis adalah puasa yang dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
عَنْ عَائِشَةَ كَانَ النَّبِىِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ اْلاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ (رواه الترمذى)
“Dari Aisyah Ra., bahwasanya Nabi Saw. memilih puasa pada hari Senin dan Kamis”. (HR. At Tirmidzi).

Adapun alasan beliau puasa pada hari Senin dan Kamis dijelaskan dalam hadits berikut :
تُعْرَضُ اْلاَعْمَالُ كُلُّ اثْنَيْنِ وَخَمِيْسٍ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرِضُ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ (رواه احمد)
“Amal-amal kita ditunjukkan keada Allah pada setiap hari Senin dan Kamis, karena itu aku suka ketika amal-amalku ditunjukkan kepada Allah aku sedang berpuasa ”. (HR. Ahmad).
ذَالِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَبُعِثْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ (رواه مسلم)
“Hari itu aku dilahirkan dan hari itu p ula aku diangkat menjadi rasul serta hari itu pula Al Qur‘an diturunkan kepadaku”. (HR. Muslim).
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَكْثَرَ مَايَصُوْمُ اْلاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ, فَقِيْلَ لَهُ, فَقَالَ : إِنَّ اْلاَعْمَالَ تُعْرَضُ كُلُّ اِثْنَيْنِ وَخَمِيْسٍ فَيَغْفِرُ اللهُ لِكُلِّ مُسْلِمٍ اَوْ لِكُلِّ مُؤْمِنٍ إِلاَّ الْمُتَهَاجِرِيْنَ فَيَقُوْلُ أَخِرُهُمَا (رواه احمد)
“Sesungguhnya Nabi Saw. sering ber puasa pada hari Senin dan Kamis, lalu ditanyakan orang kepada beliau dan beliau menjawab, sesungguhnya amalan-amalan dipersembahkan p ada hari Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni setiap muslim dan setiap mukmin kecuali dua orang yang bermusuhan, maka firman-Nya, tangguhkanlah kedua mereka itu ”. (HR. Ahmad).

2. Puasa ‘Asyura
Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dilakukan pada hari ‘Asyura, yakni tanggal 10 bulan Muharram. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ, أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيَامُ يَوْمُ عَاشُوْرَاءِ, فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ (رواه مسلم)
Dari Abu Qatadah Ra. bahwasanya Rasulullah Saw. ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. beliau menjawab, “(Puasa tersebut) menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)




3. Puasa Sya‘ban
Puasa Sya‘ban adalah puasa yang dilakukan pada bulan Sya‘ban khususnya pada tanggal 15 atau pertengahan bulan. Puasa Sya‘ban dilakukan sebagai persiapan menghadapi puasa Ramadlan. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad Saw. :
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنهَا قَالَتْ, مَارَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرِ قَطٌّ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَارَأَيْتُ فِىْ شَهْرِ أََكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِى شَعْبَانَ (رواه البخارى ومسلم)
Dari Aisyah Ra. berkata, “Saya tidak melihat Rasulullah Saw. ber puasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadlan dan saya tidak melihat bulan yang paling banyak untuk beliau ber puasa kecuali bulan Sya‘ban”. (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Puasa Syawal
Puasa Syawal adalah puasa yang dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal setelah melaksanakan puasa Ramadan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
عَنْ أَبِى أَيُّوْبَ اْلاَنْصَارِى رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ, أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّامِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ (رواه مسلم)
Dari Abu Ayub Al Anshary Ra. sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa puasa pada bulan Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, sama seperti berpuasa sepanjang tahun”. (HR. Muslim).
Puasa Syawal boleh dilakukan kapan saja selama masih berada di bulan Syawal, tetapi yang utama dilakukan selama enam hari berturut-turut mulai tanggal 2 sampai 7 bulan Syawal.Ketentuan Puasa Sunnah
5. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal sembilan bulan Dzulhijjah. Puasa Arafah dianjurkan bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji. Sebelum melaksanakan puasa Arafah kaum muslimin juga melaksanakan puasa Tarwiyah, yakni tanggal delapan bulan Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah dan puasa Arafah pahalanya sangat besar, yakni dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ, قَالَ : أَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ, قَالَ : صَوْمُ عَرَفَةَ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ (رواه مسلم) 
Dari Abu Qatadah Ra. berkata, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda, “Puasa Arofah itu dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” (HR. Muslim).

6. Puasa Abyadl
Puasa Abyadl adalah puasa yang dilakukan pada pertengahan bulan Qamariyah, yakni tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ, قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : يَا أَبَا ذَرٍّ صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةٌ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ (رواه احمد والنسائ)
Dari Abu Dzar berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa dalam satu bulan tiga hari, puasalah pada hari yang bertepatan dengan tanggal 13, 14 dan 15.” (HR. Ahmad dan Nasa‘i).
Ketentuan Shalat Sunnah
7. Puasa Dawud
Puasa Dawud adalah puasanya Nabi Dawud As. yakni puasa yang dilakukan secara selang-seling setiap harinya (sehari puasa sehari tidak). Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْْطِرُ يَوْمًا (رواه النسائ)
Rasulullah Saw. bersabda, “Puasa yang paling dicintai Allah ‘Ajja wa Jalla adalah puasa Nabi Dawud As. beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari” (HR. Nasa‘i).


PRAKTEK PUASA SUNNAH

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang melakukan puasa sunnah :
1. Niat di malam hari atau ketika ingat,
2. Makan sahur pada dini hari,
3. Menghindari makan dan minum serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa,
4. Menahan diri dari perbuatan tercela dan menjaga lisan dari perkataan yang kotor,
5. Memperbanyak amal ibadah dan berdoa serta shadaqah,
6. Menyegerakan berbuka jika telah mendengar adzan Maghrib, dan berdoa ketika berbuka,

Adapun niat puasa sunnah antara lain sebagai berikut :
a. Puasa Senin-Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِيَوْمِ اْلإِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari Senin sunnah karena Allah Ta‘ ala“
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِيَوْمِ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari Kamis sunnah karena Allah Ta‘ ala“

b. Puasa ‘Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِيَوْمِ عَاشُوْرَاءِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari ‘Asyura sunnah karena Allah Ta‘ ala“

c. Puasa Sya‘ban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِشَهْرِ شَعْبَانَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari pada bulan Sya‘ban sunnah karena Allah Ta‘ ala“

d. Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِشَهْرِ شَوَّالٍ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari pada bulan Syawal sunnah karena Allah Ta‘ ala“

e. Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِيَوْمِ تَرْوِيَّةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari Tarwiyah sunnah karena Allah Ta‘ ala“
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِيَوْمِ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari ‘Arafah sunnah karena Allah Ta‘ ala“

f. Puasa Abyadl
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari sunnah karena Allah Ta‘ ala“

g. Puasa Dawud
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa esok hari sunnah karena Allah Ta‘ ala“






Description: Ketentuan Puasa Sunnah Rating: 4 Reviewer: Imam Murtaqi - ItemReviewed: Ketentuan Puasa Sunnah

0 comments:

artikel terkait imam murtaqi