Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda


Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda




a. Pembubaran VOC

Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot.

Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri

maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti

keberadaan VOC.

Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan

VOC adalah:

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda

1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.

2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan

VOC yang sangat luas.

Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC

adalah:

1) Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke

tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam

bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan

tenaga.

Keadaan yang kian parah dan mengkhawatirkan menyebabkan

Belanda mengambil sikap, pada tangal 31 Desemnber 1799

VOC dibubarkan dan pemerintah kolonial di Indonesia mulai

dkendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda.

b. Pemerintaham Herman W. Daendels

Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,

Belanda diubah namanya menjadi republik Bataaf dan diperintah

oleh Louis Napoleon, adik kaisar Napoleon Bonaparte. Di samping

itu, pemerintah Prancis mengkhawatirkan keadaan di Pulau Jawa

sebagai daerah jajahan Belanda akan direbut oleh Inggris yang

saat itu tidak berhasil dikuasai oleh Prancis. Oleh karena itu, pada

tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Herman W.

Daendels ke Pulau Jawa.

Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan

dari Gubernur Jenderal Weise. Daendels dibebani tugas mempertahankan

Pulau Jawa dari serangan Inggris, karena Inggis telah

menguasai daerah kekuasaan VOC di Sumatra, Ambon, dan Banda.

Sebagai gubernur jenderal, langkah-langkah yang ditempuh

Daendels, antara lain:

1) Meningkatkan jumlah tentara dengan jalan mengambil dari

berbagai suku bangsa di Indonesia.

2) Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.

3) Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.

4) Membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan, sepanjang

kurang lebih 1.100 km.

5) Membangun benteng-benteng pertahanan.

Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut

Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi). Selain menerapkan

kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk

mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut

antara lain:

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda

1) Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).

2) Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah

Belanda dengan harga murah (verplichte leverantie).

3) Melaksanakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban yang dibebankan

kepada rakyat Priangan untuk menanam kopi.

4) Menjual tanah-tanah negara kepada pihak swasta asing seperti

kepada Han Ti Ko seorang pengusaha Cina.

Daendels merupakan penguasa yang disiplin, tegas, dan kejam,

sehingga dikenal sebagai gubernur jenderal yang bertangan besi.

Ia juga dijuluki Tuan Besar Guntur atau Jenderal Mas Galak.

Tindakan Daendels ini di mata orang Belanda sendiri ternyata sangat

dibenci. Daendels juga menjual tanah milik negara kepada

pengusaha swasta asing, berarti ia telah melanggar undang-undang

negara. Hal tersebut mengakibatkan ia dipanggil pulang ke

negerinya dan diganti Jenderal Jassens pada tahun 1811.

Jassens ternyata berbeda dengan Daendels, ia lemah dan

kurang cakap. Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan

ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-bayangi ancaman Inggris

sewaktu-waktu. Pada bulan Agustus 1811 Inggris mendarat di

Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan

terhadap Inggris, tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris

tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani

Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.

Isi Perjanjian Tuntang adalah:

1) Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia

Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.

2) Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.

3) Pulau Jawa, Madura, dan semua pangkalan Belanda di luar

Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.

Isi pokok Perjanjian Tuntang tersebut membawa pengaruh

langsung bagi bangsa Indonesia, yaitu wilayah Nusantara

diserahkan kepada EIC (Inggris) yang bermarkas di Calcuta India.

Akibat Kapitulasi Tuntang tersebut Indonesia jatuh ke tangan

Inggris.

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda








Baca juga artikel lebih menarik lainnya

Terbentuknya Kekuasaan Kolonial di Indonesia
masa pemerintah kolonial belanda johanes van den bosch
Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda
Masa Pemerintahan Inggris Di Indonesia





Description: Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda Rating: 4 Reviewer: Imam Murtaqi - ItemReviewed: Pengalihan Kekuasaan VOC kepada kerajaan belanda

0 comments:

artikel terkait imam murtaqi