Membaca Ekstensif artikel
Kompetensi Dasar :
- Berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas
Membaca ekstensif merupakan cara membaca secara cepat dan sekilas dengan tujuan memahami gambaran isi buku secara umum. Dalam, membaca ekstensif, diperlukan kecepatan dan ketepatan. Detail atau perincian bacaan tidak perlu dihafalkan, tetapi cukup dibaca sekali dan dipahami gagasannya. Teknik membaca ekstensif hampir sama dengan teknik membaca cepat, yaitu membaca secara cepat dan sekilas tanpa mengurangi pemahaman terhadap isi bacaan. Hal terpenting dari teknik membaca secara ekstensif ialah menemukan gagasan secara tepat. Untuk menemukan gagasan dari beberapa artikel atau buku dalam waktu singkat, bacalah artikel-artikel atau buku tersebut sekilas saja (ekstensif).
Membaca Ekstensif artikel
Membaca Ekstensif artikel
Bacalah secara ekstensif beberapa artikel berikut ini!
Surat pembaca merupakan surat dari perseorangan yang ditujukan kepada pihak lain. Surat pembaca bersifat terbuka karena disampaikan
Surat pembaca merupakan surat dari perseorangan yang ditujukan kepada pihak lain. Surat pembaca bersifat terbuka karena disampaikan
Artikel 1
PURI CIKEAS YANG BERBUNGA-BUNGA
Setelah kembali ke tanah air dari Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Sydney, Australia, Senin (10/9) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pulang ke kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor. Presiden ditemani Ny. Ani Yudhoyono dan putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono, menggunakan waktu untuk beristirahat.
Dinamika politik tanah air yang marak dengan kegiatan partai politik menjelang pemilihan umum legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden 2009 tidak membuat Presiden “reaktif”. Reaktif adalah ungkapan Yudhoyono di Sydney sebelum kembali ke tanah air. Khusus menanggapi kritik Megawati Soekarnoputri yang menyebutnya “berjanji setinggi langit, tetapi realisasi hanya di kaki bukit”, Presiden Yodhoyono tertawa dan menyebut kritik itu seperti syair lagu yang belakangan ini
kerap juga dibuatnya. “Seperti lagu itu,” ujarnya seperti dikutip situs pribadinya, www.presidensby.info. “Presiden beristirahat setelah empat hari terakhir padat sekali acaranya,” kata Juru Bicara Kepresidenan, Andi Malarangeng.
Di kediamannya yang tenang teduh dan berhalaman luas, tidak ada kegiatan mencolok sepanjang Selasa kemarin. Pemandangan mencolok yang menyita perhatian adalah penuhnya halaman depan kediamannya dengan bunga warna-warni. Pohon rambutan tinggi di halaman depan kediamannya tertutup karangan bunga ucapan selamat ulang tahun ke-58. Ternyata, yang berulang tahun tersebut adalah Presiden sendiri. Presiden lahir di Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949. Soal dinamika politik, seperti kesediaan Megawati dicalonkan dalam pemilihan presiden, Yudhoyono seperti dikemukakan Andi, menghormati hal itu sebagai hak warga negara. Presiden memilih fokus menjalankan tugas yang masih dua tahun dimandatkan rakyat kepadanya.
Membaca Ekstensif artikel
PURI CIKEAS YANG BERBUNGA-BUNGA
Setelah kembali ke tanah air dari Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Sydney, Australia, Senin (10/9) malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pulang ke kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah, Gunung Putri, Bogor. Presiden ditemani Ny. Ani Yudhoyono dan putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono, menggunakan waktu untuk beristirahat.
Dinamika politik tanah air yang marak dengan kegiatan partai politik menjelang pemilihan umum legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden 2009 tidak membuat Presiden “reaktif”. Reaktif adalah ungkapan Yudhoyono di Sydney sebelum kembali ke tanah air. Khusus menanggapi kritik Megawati Soekarnoputri yang menyebutnya “berjanji setinggi langit, tetapi realisasi hanya di kaki bukit”, Presiden Yodhoyono tertawa dan menyebut kritik itu seperti syair lagu yang belakangan ini
kerap juga dibuatnya. “Seperti lagu itu,” ujarnya seperti dikutip situs pribadinya, www.presidensby.info. “Presiden beristirahat setelah empat hari terakhir padat sekali acaranya,” kata Juru Bicara Kepresidenan, Andi Malarangeng.
Di kediamannya yang tenang teduh dan berhalaman luas, tidak ada kegiatan mencolok sepanjang Selasa kemarin. Pemandangan mencolok yang menyita perhatian adalah penuhnya halaman depan kediamannya dengan bunga warna-warni. Pohon rambutan tinggi di halaman depan kediamannya tertutup karangan bunga ucapan selamat ulang tahun ke-58. Ternyata, yang berulang tahun tersebut adalah Presiden sendiri. Presiden lahir di Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949. Soal dinamika politik, seperti kesediaan Megawati dicalonkan dalam pemilihan presiden, Yudhoyono seperti dikemukakan Andi, menghormati hal itu sebagai hak warga negara. Presiden memilih fokus menjalankan tugas yang masih dua tahun dimandatkan rakyat kepadanya.
Membaca Ekstensif artikel
Artikel 2
“THE ECOLOGY OF PAPUA”. SERI KE-6 EKOLOGI INDONESIA"
Setelah sepuluh tahun, buku Ecology of Papua akhirnya diluncurkan di Jakarta, Senin (10/9) malam. Buku dua jilid setebal 1.467 halaman itu merupakan buku terakhir seri ke-6 tentang Ekologi Indonesia.
“Kami berharap buku spesial ini menjadi sumber informasi dan edukasi bagi siapa saja yang membacanya, khususnya yang ingin mengenal lebih dekat Papua dan Papua Barat,” kata Bruce M Beeher, salah satu editor yang juga Wakil Presiden Conservation Internasional (CI) Program Melanesia dan Pasifik.
Buku yang ditulis oleh 86 pakar, termasuk 8 peneliti Indonesia, yang berasal dari 14 negara itu adalah hasil kerja sama CI Indonesia, Universitas Cendrawasih, Universitas Negeri Papua, dan the Arnold Arboretum University Harvard, serta diterbitkan Periplus Buku dalam bahasa Indonesia sedang dalam persiapan.
Secara ringkas, buku itu menyajikan literatur komprehensif sejarah alam Papua, sejarah geologi, tanah, iklim, flora, fauna, ekosistem, biogeografi, paleonotologi, arkeologi, sejarah umat manusia, dan kebudayaan tradisionalnya.
Perhatian khusus diberikan pada kerentanan ekosistem akibat pengambilan produk hutan secara langsung. Buku tersebut juga menunjukkan daerah tutupan hutan yang harus dilindungi, termasuk flora dan faunanya.
Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi, mengatakan pihaknya akan berupaya menggunakan informasi dalam buku itu sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan di daerah ini. (GSA)
sekian Membaca Ekstensif artikel
“THE ECOLOGY OF PAPUA”. SERI KE-6 EKOLOGI INDONESIA"
Setelah sepuluh tahun, buku Ecology of Papua akhirnya diluncurkan di Jakarta, Senin (10/9) malam. Buku dua jilid setebal 1.467 halaman itu merupakan buku terakhir seri ke-6 tentang Ekologi Indonesia.
“Kami berharap buku spesial ini menjadi sumber informasi dan edukasi bagi siapa saja yang membacanya, khususnya yang ingin mengenal lebih dekat Papua dan Papua Barat,” kata Bruce M Beeher, salah satu editor yang juga Wakil Presiden Conservation Internasional (CI) Program Melanesia dan Pasifik.
Buku yang ditulis oleh 86 pakar, termasuk 8 peneliti Indonesia, yang berasal dari 14 negara itu adalah hasil kerja sama CI Indonesia, Universitas Cendrawasih, Universitas Negeri Papua, dan the Arnold Arboretum University Harvard, serta diterbitkan Periplus Buku dalam bahasa Indonesia sedang dalam persiapan.
Secara ringkas, buku itu menyajikan literatur komprehensif sejarah alam Papua, sejarah geologi, tanah, iklim, flora, fauna, ekosistem, biogeografi, paleonotologi, arkeologi, sejarah umat manusia, dan kebudayaan tradisionalnya.
Perhatian khusus diberikan pada kerentanan ekosistem akibat pengambilan produk hutan secara langsung. Buku tersebut juga menunjukkan daerah tutupan hutan yang harus dilindungi, termasuk flora dan faunanya.
Gubernur Papua Barat, Abraham O Atururi, mengatakan pihaknya akan berupaya menggunakan informasi dalam buku itu sebagai salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan di daerah ini. (GSA)
sekian Membaca Ekstensif artikel
Membaca Ekstensif artikel
Description: Membaca Ekstensif artikel Rating: 4 Reviewer: Imam Murtaqi - ItemReviewed: Membaca Ekstensif artikel
0 comments:
Posting Komentar